Senin, 15 September 2008

Mengenal Musik Lewat Marching Band

Dikutip dari : http://www.detikbandung.com

Bandung - Banyak orang bertanya, “Marching Band (MB) itu sama dengan Drum Band (DB) gak sih?” Jawabannya, beda. Kalau DB, masih ada pianika, recorder dan bellyra. Sedangkan di MB tuh udah ga pake lagi pianika dan “kawan-kawannya”.

Kalau boleh dibilang, DB lebih buat anak-anak atau paling besar SMA. Tapi SMA pun juga sudah ada yang MB. Semua tergantung dari ketersediaan alat di masing-masing unit saja.

Saya mengenal yang namanya marching band sejak kelas 6 SD, sekitar tahun 1994. Saat itu saya main di unit sekolah saya -Marching Band Listya Dwijaswara (LD)- Cirebon. Kelas 5 SD -tahun pertama sebagai siswi pindahan-, teman saya mengajak main MB. Tetapi oleh mama disarankan tahun depan saja, karena saya harus beradaptasi di sekolah yang baru.

Saat baru masuk, saya ingat pertama kali disuruh mencoba meniup yang namanya trombone. Alatnya sih tidak gede, cuma nyari suara yang keluar dari alatnya susah banget. Pertama-tama malah tidak ada suaranya, cuma suara “ssshhhh…”

Saya tidak patah semangat. Hari berikutnya saya disuruh main trumpet saja. Masih juga sama, tidak ada suara yang keluar. Berhubung waktu itu boleh bawa alat ke rumah untuk latihan, jadi saya bawa pulang.

Saya masih ingat, jam 5 pagi sudah bangun untuk mencoba niup trumpet. Mama sampai bingung, bagaimana caranya supaya tidak terlalu berisik. Akhirnya, saya memasukan setengah tumpetnya ke dalam lemari supaya suaranya teredam. Akhirnya saya bisa juga meniup trumpet.

Setelah bisa meniup, saya diajak untuk ikut ke dalam pertandingan Grand Prix Marching Band (GPMB) di Istora Senayan, Jakarta. Dag dig dug jantung saya saat akan masuk ke dalam ruangan. Sukses masuk final di tahun sebelumnya menjadi beban dan menghantui saya. Benar saja, kami harus pulang dengan tangan hampa karena kalah di penyisihan.

Kami tidak patah semangat, kemudian memutuskan untuk main di Bandung Open Marching Band (BOMB) tahun 1995. Hasilnya, kami juara umum. Tidak ada yang bisa membeli kebahagiaan dengan menjadi juara umum. Benar-benar suatu kebanggaan bisa jadi juara.

Banyak sekali kompetisi yang saya ikuti bersama LD. Selain GPMB dan BOMB, juga pernah ikut bertanding di Langgam tahun 2002 yang diselenggarakan oleh Marching Band Udayana, Bali.

Saat itu saya main bass drum dan suatu kehormatan karena saat itu saya adalah satu-satunya perempuan yang memainkan alat itu.

Saya menutup karir di LD setelah main di GPMB tahun 2002. Akhir yang buruk karena tidak lolos ke final. Saya masih ingat saat menangis waktu dikasih tahu kalau kami tidak lolos dengan nilai hanya terpaut +/- 0,5.

Saya memutuskan untuk tidak main lagi. Tetapi ketika kuliah di Jakarta, teman saya mengajak main di salah satu unit di kawasan Monas. Akhirnya saya bersama empat teman lainnya ikut unit tersebut.

Kebersamaan kami tidak lama. Teman-teman saya kemudian berhenti. Tahun pertama saya main, kami sukses menjadi juara umum GPMB 2003. Penantian saya selama sembilan tahun pun terwujud!

Tahun itu adalah tahun pengorbanan. Saya mengorbankan waktu liburan bersama keluarga ke kampung halaman mama dan papa. Tetapi saya tidak menyesal.

Sampai saat ini saya masih main di unit saya yang kedua ini. Saya tidak tahu kapan akan berhenti. Karena dari marching band, saya bisa mendapatkan banyak hal seperti teman, keluarga, pengalaman dan sebagainya.

Pesan untuk yang baru mau belajar, jangan patah semangat. Orang yang dianggap jago, dulunya juga tidak bisa. Tetapi mereka selalu mencoba sampai bisa.

Punya niat bermain marching band? Coba datangi alun-alun di kota kalian. Biasanya alun-alun kota dijadikan tempat latihan. Mungkin bisa juga browsing di internet. Atau jika ingin, bisa kirim email ke saya, dan saya akan bantu mencari tahu unit yang ada di kota kalian.

Salam marching band!

0 komentar:

Posting Komentar